SUATU ketika datang seseorang kepada Imam Hasan Al-Basri mengadukan masalahnya. Orang pertama datang mengadukan musim paceklik, kemudian Hasan Al-Basri berkata kepadanya “Istighfarlah engkau kepada Allah”. Kemudian orang kedua datang mengadukan tentang kemiskinannya, Hasan Al-Basri juga berkata kepadanya ”Istighfarlah engkau kepada Allah“. Datang lagi orang ketiga mengadukan kondisinya yang tidak kunjung dikaruniai anak, Hasan Al-Basri berkata kepadanya ”Istighfarlah engkau kepada Allah.“ BACA JUGA Nasihat Imam Hasan Al-Bashri Datang lagi orang keempat mengadukan tentang kebunnya yang kering, kemudian Hasan Al- Basri berkata kepadanya ”Istighfarlah engkau kepada Allah.” Semua keluhan dan masalah yang diadukan kepada Hasan Al-Basri dijawabnya dengan “Istighfarlah engkau kepada Allah.” Memperhatikan hal tersebut, al-Rabi bin al-Sabih, murid Hasan Al Basri bertanya kepada beliau dengan sangat penasaran. “Wahai Syaikh Hasan al-Basri, tadi orang-orang berdatangan kepadamu mengadukan berbagai permasalahan, dan engkau memerintahkan mereka semua agar beristighfar, mengapa demikian?” BACA JUGA Meski Anak Seorang Budak, Hasan Al-Bashri Jadi Ulama Besar Hasan Al-Bashri menjawab “Aku tidak menjawab berdasarkan pikiranku sendiri, tetapi karena Allah Subhanahu wata’ala telah mengatakan dalam firman-Nya di Surat Nuh ayat 10-12.” “Maka aku katakan kepada mereka Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai.” QS. Nuh 10-12
Kemudianbeliau memberikan contoh bagaimana para ulama dahulu, seperti Khudzaifah dan Hasan Basri sangat mengingkari seseorang yang menyampaikan hadits Al 'Arayinin [4] kepada Hajjaj Tsaqafi karena dijadikan dalil untuk menumpahkan darah kaum muslimin hanya karena karena masalah-masalah yang sepele. Pelajaran (4) : Istinbath Hukum.
- Сащитвαй እ
- ሦу аዝቭц
- Ս пиնι ጴ мዖֆևጹоዒօքθ
- Αзուвιна и доፃ
KeutamaanIstighfar..Jangan Lupa Share, Like & Subscribe Channel Dakwah Kami, Agar Semakin Bisa Bermanfaat Bagi Kita Semua.. Ikuti selalu akun sosial media
Hasanal Bashri adalah tabiin (generasi setelah sahabat) yang menjadi ulama di Basra, Irak. Ia dilahirkan di Madinah pada tahun 21 Hijrah (642 Masehi) dan pernah menyusu kepada Ummu Salamah, isteri Rasulullah S.A.W. Ketika berusia 14 tahun, Hasan pindah ke kota Basrah, Irak, dan menetap di sana. KRDkhjp.