Mengutip Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia (1969) karya Ajip Rosidi, berikut ini sajak lengkap puisi Aku ciptaan Chairil Anwar: Aku Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang
Puisi "Aku" karya Chairil Anwar adalah karya sastra yang penuh dengan makna dan kompleksitas. Melalui gaya bahasa yang tegas dan provokatif, Chairil Anwar mengungkapkan pertentangan, kecewa, kesendirian, dan makna kematian. Puisi ini adalah refleksi tentang eksistensi manusia dan perjuangan untuk menemukan makna dalam kehidupan yang keras
I. Puisi AKU Karya: Chairil Anwar Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Baca Juga ANALISIS MAKNA PUISI RUMAHKU KARYA CHAIRIL ANWAR
Chairil Anwar, author of "Aku" " Aku " (meaning " Me ") is a 1943 Indonesian-language poem by Chairil Anwar . It reflects his individualistic nature and vitality.
Penelitian terhadap kumpulan sajak Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar belum pernah dilakukan menggunakan perspektif Lacanian. Akan tetapi, beberapa karya sastra prosa dan puisi di antaranya pernah diteliti menggunakan perspektif Lacan. Penelitian tersebut di antaranya "Hasrat Sartika Sari dalam Kumpulan Puisi Elegi Titi Gantung:
HALLEYKAWISTORO.COM - Salah satu puisi yang dikenal oleh dunia pendidikan adalah puisi karya Chairil Anwar yang berjudul Aku. Puisi AKU dibuat tahun 1943, ketika Chairil Anwar berumur 20 tahun, Setelah Enam tahun kemudian ia meninggal dunia, dimakamkan di Karet, pada tahun 1949.